Man… Gua Cinta Sixers dengan Segenap Prosesnya, Tapi…..
Dengan tulisan ini dibuat tepat dengan hari Game 4 NBA Finals 2021 (Kamis,15 Juli 2021) yang mana Milwaukee Bucks tied that series sempat ketinggalan 0–2 pada 2 game awal dari Phoenix Suns. Sekarang jadi 2–2 pada game ke-4, it was insane for finals caliber. Tentunya harus diakui kedua tim masuk dalam kategori tangguh dan underdog. Pertanyaan mulai muncul, kenapa Bucks dengan building around Giannis serta Suns baru setahun dilatih oleh Head Coach, Monty Williams dan baru musim ini kontrak Chris Paul bisa sesukses itu hingga mencapai final? Satu jawaban pasti yaitu Proses.
I’ll said this to everyone who dont know meaning of the perfect process it is. It’s an impact then not stuck. Yaa.. tentu juga diawali dengan suatu rancangan khusus, dengan proses yang dijalankan maka yang sudah terjadi harusnya sejalan dari awal dibentuk dan akan berdampak. Inilah yang terjadi pada Bucks dan Suns ditahun ini. Beda cerita dengan Sixers. Tim dengan slogan yang kental sekali yaitu “Trust the Process" bahkan tidak pernah ketemu titik terangnya, sekalipun. Sebenernya slogan tersebut ditunjukan khusus buat Joel Embiid but he’s an icon, well its represent their club too. Dengan apa yang yang sudah terjadi yaitu tersingkir ya season ini, Sixers sudah lah lupakan proses, mungkin ini kutukan mungkin juga tidak tapi yang jelas gua sudah muak akan hal berlabel 'ingin juara' but there’s no mentality. Semua effort yang dikeluarkan ini itunya jelas gak works sama sekali. Well, mungkin ada yang sefrustasi ini sama hal nya yang gua rasain.
Sampai pada akhirnyaa….
BOOM!… Berita ini muncul.
Tersadar gua akan manusia ini dengan segala hal yang dilakukan musim ini, gua adalah manusia yang sangat menghargai proses sekecil apapun dan effort yang diberikan sangat keras sekalipun. But this guy? There’s no hope. Dengan catatan, omongan gua ini sebagai opini pribadi as a philly fans. Gue selalu menyempatkan nonton game sixers sebisa gua karena jam nya yang lumayan riskan saat all season berlangsung. Sampai pada akhirnya tahap playoff, disini gua ngerasain hal yang dirasakan semua orang saat tim jagoan nya melanggeng lebih jauh untuk suatu gelar. Excited dong ya, untuk playoff gua tingkatkan lagi frekuensi nonton nya jadi setiap saat. Ya.. tentunya balik lagi soal pemain yang ‘kabarnya' mau ditrade yaitu Ben Simmons, untuk tahun ini sebenernya dari perspektif defense yang sangat oke dan bahkan mampu masuk list Defensive Player of The Year (DPOY) itu pencapaian yang prestisius bagi pemain. Namun dari segi offense ini menjadi problem dan ya.. benar saja ini terbukti di playoff bahkan sampai-sampai keberadaan nya di lapangan menjadi bagian taktik lawan dengan sengaja menggunakan kekurangan Ben dalam hal free throw yang persentasi akurasi dalam menembak sangat buruk. Dan ..another year, see you.
Secara pribadi gua ngikutin Ben Simmons dari jaman rookie pas tahun 2016. Gatau kenapa sampe Ben akhirnya jadi pilihan first pick nya Sixers pas 2017 gua optimis berat karena sebelumnya juga ada bocah juga yang di draft urutan 3 pas ronde 1 tapi belum dimain-mainin yaitu Joel Embiid. Tahun demi tahun duet ini terbentuk dan suka disebut dengan 'Ben-JoJo' ya tetap gaungan yang terdengar di setiap game yaitu “Trust the Process".
Pada awalnya saat mereka masuk dalam kategori 'rookie' beralih jadi ’bintang’, disitu gua mikir udah siap kali mereka berdua jadi corong utama tim ini dan bisa lead. Tapi takdir berkata lain. Memang ini sebatas rumor bagi Ben Simmons, tapi kalo pun ini terjadi mungkinkah akan lebih baik kedepannya? Belum pasti juga.
Tapi gua bisa garansi pernyataan gua kalo duet Joel dan Ben, gagal total!
Huft..
Berat emang jalan yang ditempuh dengan segala rintangan yang dihadapi kalo nyata nya gabisa, Mau jadi apa? hanya kegagalan di kemudian hari terus menerus. Sebagai fans yang bijak tentunya menginginkan karir pemain tentunya berkembang terus sampai akhir masa tapi nyata nya sulit dihadapkan pilihan seperti Sixers, yang mana ingin melepaskan yang berdiri selama ini demi perubahan yang dirasa fana atau menunggu detik demi detik sampai akhirnya pudar sendirinya.
